Manajemen Dakwah Islam

Manajemen Dakwah Islam
Manajemen Dakwah Islam – Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung. (QS 3:104, Ali ‘Imran)
 
Islam agama bagi seluruh umat manusia, tidak hanya untuk ras atau golongan tertentu, karena itu perlu disebarluaskan melalui gerakan dakwah. Secara etimologi dakwah berarti seruan. Secara terminologi, dakwah Islam dapat diartikan sebagai: “Seruan kepada seseorang atau kelompok manusia, baik muslim maupun non muslim, untuk mengikuti agama Islam”. Menda’wahkan Islam berarti mengajak umat manusia kepada aqidah tauhid, membimbing mereka ke jalan yang lurus dan menuju kebahagiaan sejati di dunia dan akhirat, serta untuk mendapatkan keridloan Allah Subhanahu wa ta’ala.
Setiap muslim diharapkan memiliki komitmen dakwah dalam menyebarkan agama Islam sebagai rahmatan lil ‘alamin. Setiap muslim juga bertanggung jawab untuk melaksanakan dan mendukung dakwah islamiah – baik ulama, ustadz, mubaligh, ilmuwan, dosen, guru, mahasiswa, pelajar, militer, polisi, pejabat, konglomerat, pengusaha, direktur, profesional, karyawan, petani, pekerja maupun orang biasa, seberapapun kemampuan, dukungan, partisipasi maupun prestasinya.
 
DA’WAH KOLEKTIF
Dalam kehidupan umat manusia diperlukan adanya segolongan orang yang peduli terhadap ‘amar ma’ruf nahi munkar. Kepedulian tersebut, insya Allah, akan menjaga dan menjaga umat manusia selalu berada di jalan Allah. Para mujahid da’wah termasuk orang-orang yang beruntung karena telah mengikuti perintah Rabb-nya: “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar; merekalah orang-orang yang beruntung” (QS 3:104, Ali Imran).
Misi dakwah dapat dilaksanakan secara individu, tetapi dakwah secara kolektif dan profesional merupakan kebutuhan di era modern. Dengan bekerja sama dalam Lembaga Islam, insya Allah akan memberikan hasil yang lebih efektif, efisien dan memuaskan.
 
AKTIVITAS DAKWAH MANAJEMEN DAKWAH ISLAM
Hakekatnya setiap organisasi atau Lembaga Islam adalah lembaga dakwah Islam , hanya saja pendekatan masing-masing mungkin berbeda. Ada yang pada pendidikan, pelatihan, ekonomi, sosial, ataupun politik; namun ada juga yang berda’wah secara langsung. Sedang aktivitas mereka dapat berupa dakwah dengan pikiran (bilfikr) dengan tindakan langsung (bilhal), dengan ucapan (billisan), dengan harta (bilmal), dengan tulisan (bilqalam) maupun dengan jiwa (binnafs).
Aktivitas dakwah perlu dilakukan dengan cara yang baik, sehingga dapat menumbuhkan sikap simpatik obyek dakwah, bukan antipati. Sehingga dakwah menjadi menarik, dan insya Allah dapat membawa kesuksesan. “Serulah kepada jalan (agama) Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan bantahlah mereka dengan cara sebaik-baiknya”. (QS 16:125, An Nahl).
Aktivitas dakwah juga perlu didukung para aktivis yang konsisten dalam perjuangan, yaitu mereka yang tetap memiliki komitmen dakwah yang tinggi dalam suka dan duka. Konsistensi dakwah, biasanya dimiliki oleh orang-orang yang memiliki keterpaduan antara iman, ilmu dan amal shalih serta ‘amar ma’ruf nahi munkar-nya. Merekalah orang-orang yang layak mendapat predikat “umat terbaik” (khairu ummah), seperti yang telah dicapai oleh Rasulullah saw dan para shahabatnya. “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan percaya kepada Allah”. (QS 3:110, Ali ‘Imran)
 
ORGANISASI DAN MANAJEMEN DAKWAH ISLAM
Sebagaimana telah diketahui, bahwa setiap muslim harus memiliki komitmen dalam mendakwahkan Islam. Keterlibatan dalam dakwah dapat dilakukan baik dalam lingkup fardiyyah, halaqah, harakah, daulah, khilafah maupun ‘alamiah. Hanya saja lingkup dakwah tersebut sangat penting oleh kemampuan umat Islam dalam menerapkan sistem Islam dalam kehidupan mereka, baik secara individu maupun kolektif.
Sampai saat ini dapat dikatakan, sebagian besar perjuangan dakwah Islam, termasuk di Indonesia, sedang memasuki era dakwah harakah (pergerakan terorganisir). Tidak mengherankan bila muncul lembaga Islam di mana-mana, baik yang bersifat lokal, nasional maupun internasional.
keberadaan Lembaga Islam diharapkan mampu menyahuti kebutuhan dakwah yang semakin beragam. Umat ​​Islam menuntut pelayanan dakwah yang mampu menyahuti kebutuhan dan keinginan mereka. Tidak semua segmen dapat dipenuhi oleh satu lembaga saja, sehingga diperlukan berbagai macam Lembaga Islam dengan berbagai aktivitasnya. Masing-masing dibentuk bukan untuk saling menyaingi, tetapi dalam rangka ber-fastabiqul khairat untuk memastikan kalimat Allah.
 
Sebagaimana organisasi pada umumnya, Lembaga Islam perlu memperhatikan tata cara berorganisasi yang baik, di antaranya:
1. Memiliki tujuan yang jelas dan terdefinisikan,
2. Kepemimpinan yang berjenjang.
3. Sistim organisasi yang terstruktur.
4. Strategi dan taktik yang realistis.
5. Pemahaman ilmu pengetahuan yang luas.
6. dukungan kemampuan teknis para aktivis.
 
Dari segi pengelolaan mereka juga perlu memperhatikan beberapa hal penting yang menjadi fokus dalam manajemen, yaitu:
1. Perencanaan yang tertata rapi.
2. Aktivitas yang terorganisir.
3. Implementasi program dalam tindakan.
4. Pengawasan dan Pengawasan yang dilakukan.
5. Perbaikan yang berkelanjutan.
 
Perjuangan dakwah melalui Lembaga Islam harus memanfaatkan faktor manajemen, baik materi, uang, metode, mesin, pasar maupun moral. Juga dibarengi dengan penataan ideologi, strategi, taktik dan teknik yang canggih dan detail di mana:
1. Ideologi dinyatakan dalam tujuan puncak (tujuan akhir) organisasi yang dirumuskan dari asas dan realisasi dengan visi, misi maupun nilai-nilai luhur pergerakan.
2. Strategi dinyatakan dalam bentuk konstitusi dan kebijakan organisasi, berupa: Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Pedoman-pedoman Dasar Organisasi dan Garis-Garis Besar Haluan Organisasi atau Kebijakan Dasar Organisasi.
3. Taktik dinyatakan dalam bentuk program kerja, baik jangka panjang, jangka menengah maupun jangka pendek. Program tersebut terderivasi dari tingkat kepengurusan tertinggi hingga kepengurusan paling bawah. Setelah itu dilakukan penjabaran sesuai dengan periode, partisi dan segmentasinya.
4. Teknik dinyatakan dalam bentuk aktivitas nyata di lapangan, baik dalam bentuk kepengurusan, kepanitiaan, pelatihan maupun aktivitas lainnya. Aktivitas tersebut meningkatkan keberhasilannya, sehingga dapat dilakukan perbaikan.
 
PENUTUP
Di zaman modern ini, dakwah secara kolektif sebagai bentuk ‘amal jama’i sangat dibutuhkan umat. keberadaan Lembaga Islam sangat penting, khususnya di era abad ke-15 yang telah dicanangkan umat Islam sedunia sebagai Abad Kebangkitan Islam. Hadirnya Lembaga Islam yang beraktivitas dakwah, baik secara langsung maupun tidak langsung, untuk mengaktualisasikan dakwah Islam secara lebih baik.
Manajemen Dakwah Islam
Kajian Manajemen Dakwah Islam

Leave A Reply